Flu Singapura di Malaysia Merebak, Naik 27 Kali Dibanding Tahun Lalu

 

Pekan lalu (22-28 Mei 2022) terjadi peningkatan 19% kasus hand, foot and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura di Malaysia.


Kementerian Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah, mengatakan pekan lalu ada 18.602 kasus yang dilaporkan dari 15.548 kasus.


Gejala awal yang mungkin dialami penderita flu Singapura antara lain demam, sakit tenggorokan, dan ruam merah di tangan, kaki, dan mulut. Tapi jangan khawatir. Flu Singapura tidak dikenal sebagai penyakit berbahaya. Juga, dalam kebanyakan kasus, flu Singapura akan hilang dengan sendirinya dalam 7-10 hari.


Dia mengatakan total 65.535 kasus telah dilaporkan antara awal tahun dan 28 Mei. 31 Mei 2022.


Sebagian besar kasus (91%) terjadi pada anak-anak di bawah usia 6 tahun, dan 7% antara usia 7 dan 12 tahun.


Selangor (28,3%) adalah yang paling umum, diikuti oleh Kuala Lumpur dan Putrajaya (12,3%), Perak (8,8%), Kelantan (7,5%) dan Sabah (6,2%).


Sebanyak 1.505 kasus dilaporkan di Selangor dari awal tahun ini hingga 28 Mei.


Kuala Lumpur dan Putrajaya mencatat 502 kasus (33,4%), diikuti oleh Selangor 172 (11,4%) dan Perak 168 (11,2%).


Sebagian besar wabah terus terjadi pada anak-anak yang masih menyusui dan pada anak-anak prasekolah dan taman kanak-kanak.


Noor Hisham mendesak sekolah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di pintu masuk untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.


Ia juga mengimbau orang tua untuk tidak membawa anaknya ke tempat-tempat yang berisiko tinggi penularannya, seperti taman bermain umum.


Tiga jenis virus utama yang menyebabkan HFMD di Malaysia sejak awal 2022 adalah Coxsackie A16 (CA16), Coxsackie A6 (CA6) dan Enterovirus 71 (EV71). Virus ini dapat menyebar melalui air liur, bersin dan batuk, serta kontak dengan tinja.